Banyak yang sadar sudah mengencong rasam; namun sedikit menyimpang bukanlah dosa besar dari arah yang lurus, kata mereka.
“Toh, nantinya berarti sama.”
“Sampai di tujuan yang sama.”
“Saatnya membuka mata, kelak ia keluar desa”
“Nama adalah pondasi, gaya hidup kota—alternatif naik panggung.”
Kata mereka dengan angkuh, pada Kamitua yang mulai kurus mering dilalap zaman.
Lucunya, banyak yang berpihak pada kubu setan.
Tapi bukankah berpihak yang salah adalah suatu hal yang benar—
sebagai pertanda Pak Kiai, bercerita kegaduhan di zaman akhir?
Tak ada doa yang lebih baik dari : semoga jalanmu diberkahi Tuhan
Semoga yang dikalungkan adalah bekal hidup yang tak bisa habis
Semoga engkau ingat arah pulang—meski namamu tak menunjukkan daerah asal
Kepada wilayah juga sejarah; marga hingga kasta darah; harapan juga doa Mamak, di satu pertiga lelap kamis.
Aldi Firmansyah/SMAN 3 Surabaya
Sudut Kota Surabaya, 2022.